Pemodelan Teks Biografi
Pada Kegiatan 1 ini guru mengajak siswa untuk mempelajari teks biografi tentang Ki Hajar Dewantara. Guru menjelaskan bahwa Ki Hajar Dewantara tidak hanya dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, tetapi juga sebagai inspirator bangsa.
Tugas 1 Memahami Teks Biografi
Pada Tugas 1 ini siswa diminta untuk memahami teks biografi melalui teks model. Sebelum membaca teks tersebut, guru meminta siswa menjawab pertanyaan berikut
- Menurut pendapat siswa, siapakah yang dikatakan inspirator bangsa?
- Apakah siswa mengenal seseorang atau tokoh yang telah berjasa pada bangsa dan negara Indonesia?
- Apakah tokoh itu dapat dijadikan sebagai inspirator bangsa? Guru meminta siswa memberikan alasannya!
- Apakah siswa juga mengenal tokoh atau pahlawan yang berasal dari daerahnya?
- Mengapakah tokoh itu disebut pahlawan? Apakah jasa dan prestasi yang pernah diberikannya pada bangsa dan negara
- Apakah pelajar, olahragawan, atau artis dapat juga dikatakan sebagai inspirator bangsa?
- Apakah siswa dapat menyebutkan pelajar, olahragawan, atau artis dapat disebut sebagai inspirator bangsa? Mengapa dia disebut inspirator bangsa?
- Mengapa kita tidak boleh melupakan jasa inspirator bangsa?
- Setujukah siswa dengan pernyataan bahwa Ki Hajar Dewantara merupakan inspirator bangsa?
- Guru meminta siswa untuk memberi alasan mengapa dia setuju atau tidak setuju! Kemudian, guru menjelaskan bahwa teks biografi yang termasuk teks naratif dan tergolong pada teks makro. Setelah itu, guru memperkenalkan teks biografi tentang Ki Hajar Dewantara yang berjudul “Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia”. Guru meminta siswa untuk mendengarkan teks yang akan dibacakan oleh eorang siswa.
Kemudian, guru meminta siswa memahami makna yang ada di dalam teks tersebut. Teksnya adalah sebagai berikut.
1 Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia berasal dari lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan ingin dekatdengan rakyatnya. Ketika berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Tujuannya berganti nama adalah agar ia dapat bebas dekat dengan rakyatnya. Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negara.
2 Ki Hajar Dewantara menamatkan sekolah dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera). Ia tidak dapat menamatkan pendidikan di sekolah tersebut karena sakit. Setelah itu, ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
3 Ki Hajar Dewantra juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia. Ia selalu menyampaikan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Pada tanggal 25 Desember 1912, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) bersama dengan Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo. Akan tetapi, organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda karena dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakkan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
4 Semangat Ki Hajar Dewantara terus menggebu dan pada bulan November 1913 ia membentuk Komite Bumipoetra. Komite Boemipoetra melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya. Ki Hajar Dewantara juga mengkritik rencana perayaan itu melalui tulisannya yang berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga)”. Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukum internering (hukum buang) ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia dibuang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 setelah memperoleh Europeesche Akte.
Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3 Juli 1922. Melalui perguruan Taman Siswa dan tulisan-tulisannya yang berjumlah ratusan, Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama. Nama Ki Hajar Dewantara tidak hanya diabadikan sebagai tokoh dan pahlawan pendidikan (bapak Pendidikan Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta. Untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangan Ki Hajar Dewantara, penerus Taman Siswa mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta.
6 Sebagai pahlawan yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia, semangat dan jasa Ki Hajar Dewantara sepantasnya dikenang dan tidak dilupakan. Semoga apa yang dilakukannya itu dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Setelah siswa yang ditunjuk guru selesai membaca teks model, guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
- Siapakah nama asli Ki Hajar Dewantara dan mengapa dia mengganti namanya?
- Ke manakah Ki Hajar Dewantara melanjutkan pendidikan setelah tamat dari Sekolah Dasar Belanda ?
- Sebagai wartawan, tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara digemari para pemuda ketika itu. Sebutkan dua alasan mengapa mereka menggemari tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara?
- Mengapa organisasi yang didirikan Ki Hajar Dewantara bersama dengan Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo dilarang oleh Pemerintah Belanda?
- Mengapa pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukum internering (hukum buang) kepada Ki Hajar Dewantara?
- Apa yang dilakukan Ki Hajar Dewantara setelah pulang dari Negara Belanda?
- Pada bagian (nomor pada teks) berapa ditemukan informasi umum tentang Ki Hajar Dewantara?
- Pada bagian teks nomor berapa ditemukan bentuk-bentuk perjuangan yang dilakukan Ki Hajar Dewantara?
- Bagaimana dengan bagian nomor enam teks tersebut? Apa yang disampaikan oleh penulis?
Tugas 2 Mengenali Struktur Teks Biografi
Pada Tugas 2 ini guru meminta siswa mengenali dan mengetahui struktur teks biografi yang terdiri atas orientasi, peristiwa dan masalah, dan reorientasi. Guru menjelaskan ketiga istilah tersebut melalui bagan berikut.
Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang struktur teks biografi, guru meminta siswa mengerjakan tugas berikut


- Siswa diminta mencermati lagi teks biografi “Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia” di atas! Kemudian, siswa diminta menyebutkan bagian pengenalan tokoh, peristiwa dan masalah yang dialami tokoh, serta bagian penutup dalam teks tersebut?
- Siswa diminta untuk membandingkan jawabannya itu dengan struktur teks di bawah ini
- Siswa diminta pendapatnya tentang pernyataan pada bagian orientasi yang mengungkapkan bahwa Ki Hajar Dewantara ingin dekat dengan rakyatnya. Guru meminta siswa agar memberikan alasan atas jawabannya.
- Siswa diminta pendapatnya tentang pernyataan bahwa Ki Hajar Dewantara disebut sebagai Bapak Pendididikan Indonesia. Guru meminta alasan siswa atas jawaban yang diberikan.
- Siswa diminta pendapatnya tentang pernyataan bahwa jasa dan semangat yang telah ditorehkan Ki Hajar Dewantara dapat menginspirasi generasi muda pada saat sekarang. Guru meminta alasan siswa atas jawaban yang diberikan.
- Untuk melatih kemampuan berbicara siswa, guru meminta siswa menceritakan kembali kepada temannya atau mempresentasikan di depan kelas teks biografi “Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia” berdasarkan struktur teksnya!