Strategi Pembelajaran Dengan Metode Saintifik Dan Penilaiannya
Pengalaman belajar yang paling efektif adalah apabila peserta didik mengalami/berbuat
secara langsung dan aktif dilingkungan belajarnya. Pemberian kesempatan yang luas bagi
peserta didik untuk melihat, memegang, merasakan, dan mengaktifkan lebih banyak indera yang
dimilikinya serta mengekspresikan diri membangun pemahaman pengetahuan, perilaku, dan
keterampilannya. Oleh karena itu, tugas utama pendidik/guru adalah mengkondisikan situasi
pengalaman belajar yang dapat menstimulasi indera dan keingintahuan peserta didik. Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah pengetahuan guru akan perkembangan psikologis peserta didik
dan kurikulum yang saling terkait.
Pembelajaran dengan metode saintifik yang diterapkan pada kurikulum 2013 dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan ataumerumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Penerapan metode saintifik dalam pembelajaran Prakarya melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, bertanya/mempertanyakan, mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, mengkomunikasikan, dan mencipta.
Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Namun, guru hendaknya tidak memberikan bantuan secara dini dan selalu menghargai usaha peserta didik meskipun hasilnya belum sempurna. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya peserta didik atau semakin tingginya kelas peserta didik. Selain itu, guru perlu mendorong peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi (high order thinking) melalui latihan mengajukan pertanyaan menantang yang ‘menggelitik’ dalam ranah analisa, sintesa, dan evaluasi, serta mengembangkan sikap ingin tahu dan kreativitas peserta didik. Dengan cara ini, guru selalu mengupayakan agar peserta didikterlatih dan terbiasa menjadi pelajar sepanjang hayat. Contoh kegiatan dengan menggunakan metode saintifik dalam pembelajaran tertuang dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Di bawah ini merupakan contoh pembelajaran mapel Prakarya yang dapat dipraktekkan di dalam kelas, yaitu;
Kegiatan Pendahuluan
1. Mengucapkan salam.
2. Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah dipelajari oleh peserta
didik yang berhubungan dengan materi baru yang akan dibelajarkan. Sebagai contoh dalam
mapel Prakarya, guru menanyakan konsep tentang kerajinan, apa yang membedakannya
dengan kriya dan seni, sebelum pembelajaran materi kerajinan dari bahan alam dan
buatan yang akan dilakukan pada kelas VII. Hal ini dilakukan untuk menjaring pemahaman
peserta didik pada pengetahuan yang dikuasai sebelumnya. Guru mengingatkan kembali
pengetahuan yang sudah diketahui peserta didik pada kelas VII, agar peserta didik dapat
membedakan pengetahuan sebelumnya dengan saat ini yang akan dipelajari.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
1. Mengamati
Dalam mapel Prakarya, guru meminta peserta didik untuk mengamati satu atau beberapa
karya baik secara langsung atau dalam gambar. Sebagai contoh dalam mapel Prakarya guru
meminta peserta didik untuk mengamati bahan alam dan bahan buatan. Guru menghadirkan
contoh benda atau dalam bentuk gambar ke dalam kelas. Tampilan yang diberikan dapat juga
dalam bentuk video. Peserta didik diminta untuk mengamati, apa perbedaan kerajinan dari
bahan alam dan bahan buatan yang dapat dijadikan bahan dasar kerajinan.
2. Menanya
Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang suatu fakta yang dapat diamati dari
bahan-bahan sebagai dasar pembuatan kerajinan tersebut. Sebagai contoh peserta didik
mempertanyakan “Apa perbedaan bahan alam dengan bahan buatan?”. “Apa penyebab
dibuatnya kerajinan yang dihasilkan dari bahan buatan?”.
3. Menalar
Dapat berupa kegiatan : Mengumpulkan data dan menganalisis data.
Peserta didik mengumpulkan data atau guru memberikan data tentang komponenkomponen
yang terdapat dalam bahan alam dan buatan. Peserta didik memperoleh data
klasifikasi bahan alam dan buatan.
Peserta didik mengajukan pendapat bahwa bahan alam dihasilkan dari alam dan langsung
digunakan tanpa proses campuran zat kimia tertentu, sedangkan bahan buatan berasal dari
bahan tertentu yang dibuat dengan campuran zat kimia untuk memperoleh efek hidup/alami.
Dan sebagainya.
Peserta didik menganalis data yang diberikan oleh guru. Peserta didik diajak untuk
membaca buku peserta didik pada bagian awal bab I. Peserta didik memperoleh informasi
seputar pengertian bahan alam, jenis bahan alam, bahan alam yang dapat dijadikan sebagai
bahan dasar kerajinan, sifat-sifat bahan alam, dan sebagainya. Konsep-konsep ini dihubungkan
dengan informasi atau data awal, pertanyaan dan hipotesis, serta data yang terkumpul. Peserta
didik dapat dilengkapi dengan kamus atau referensi lainnya sebagai penguat informasi.
Selanjutnya adalah menarik kesimpulan:
Peserta didik menarik kesimpulan berdasar hasil analisis yang mereka lakukan. Sebagai
contoh peserta didik menyimpulkan bahwa bahan alam dan buatan dapat digunakan sebagai
bahan dasar kerajinan karena memiliki sifat yang unik, kuat, tahan lama, dan berdaya jual.
4. Mencoba
Berdasarkan kegiatan menalar di atas, peserta didik mencoba berbagai bahan alam untuk
dijadikan karya kerajinan. Peserta didik melakukan usaha coba-coba bahan alam yang cocok
digunakan sesuai ide/gagasan yang diinginkan. Peserta didik mengidentifikasi bahan alam
dan kesesuaiannya dengan karya kerajinan.
5. Mengomunikasikan
Pada langkah ini, peserta didik dapat menyampaikan hasil kerjanya juga secara lisan
maupun tertulis, misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan tanya jawab.
Kegiatan Penutup
- Guru meminta peserta didik untuk mengungkapkan konsep, prinsip atau teori yang telah dikonstruk oleh peserta didik. Peserta didik diminta untuk menjelaskan contoh keterkaitan antar bahan alam dan buatan dengan kehidupan kita, misalnya dengan pelestarian lingkungan hidup.
- Guru dapat meminta peserta didik untuk meningkatkan pemahamannya tentang konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari dari buku-buku pelajaran yang relevan atau sumber informasi lainnya.
- Guru dapat memberikan beberapa situs di internet yang berkaitan dengan konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari oleh peserta didik, kemudian guru meminta peserta didik untuk mengakses situs-situs tersebut. Guru dapat menyebutkan beberapa akses situs-situs sebagai alamat dalam internet yang dapat dicari oleh peserta didik, sebagai pemancing rasa ingin tahu peserta didik.
Penilaian
Penilaian pada pembelajaran dengan metode saintifik meliputi penilaian proses, penilaian
produk, dan penilaian sikap. Penilaian pada 3 aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
- Penilaian proses atau keterampilan, dilakukan melalui observasi saat peserta didik bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi, maupun saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.
- Penilaian produk berupa pemahaman konsep, prinsip, dan hukum dilakukan dengan tes tertulis.
- Penilaian sikap, melalui observasi saat peserta didik bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi, maupun saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi sikap.
Berikut beberapa contoh lembar observasi yang dapat digunakan sebagai acuan atau
pertimbangan.
1). Lembar observasi keterampilan berkarya peserta didik
K3: Keterampilan mengamati/mengumpulkan data percobaan (dilihat dari kegiatan
merancang dan melakukan percobaan)
K4: Keterampilan menyimpulkan (dilihat saat diskusi dan produk kesimpulan)
K5: Keterampilan mengkomunikasikan hasil (hasil tertulis dan presentasi)
Rentang skor: 1 – 4
1 = kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Amat Baik
2). Lembar penilaian untuk kegiatan pengamatan
Keterangan :
- Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didikmengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba.
- Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).
- Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau semakin sedikit sisa (risedu) fakta yang tertinggal.
- Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta yang dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yangbenar dan mudah dipahami).
Rentang skor: 1 – 4
1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Amat Baik