CARA PEMBELAJARAN SEKOLAH

  • Home
  • About
  • SD
  • SMP
  • SMA
  • SMK
Home » Archive for March 2015

Tuesday, March 31, 2015

Subtema 1 Komponen Ekosistem SD KELAS 5

Subtema 1 Komponen Ekosistem SD KELAS 5
Tujuan pembelajaran:
  • Dengan menggali informasi dari bacaan, siswa mampu menjelaskan aktivitas latihan daya tahan jantung dan paru dan pengaruhnya terhadap kebugaran jasmani dengan cermat
  • Dengan berlatih dan bermain permainan Lari Beregu, siswa mampu menjaga irama lari dalam lari jarak menengah sebagai bentuk latihan menguatkan daya tahan jantung dan paru dengan percaya diri
  •  Dengan melakukan riset sederhana, siswa mampu mengidentifikasikan komponen di dalam sebuah ekosistem dengan teliti
  • Dengan melakukan riset sederhana, siswa mampu menjelaskan ciri-ciri beberapa jenis ekosistem dengan percaya diri
  •  Dengan menggali informasi dari teks bacaan, siswa mampu menjelaskan tentang jenis ekosistem dengan mandiri
  • Dengan mengolah informasi dari bacaan, sisawa mampu menyajikan informasi dalam bentuk peta pikiran dengan teliti
  •  Dengan menyanyikan lagu daerah, siswa mampu memberikan pendapat tentang manfaat harmonisasi musik dengan percaya diri
  •  Dengan berdiskusi bersama temannya, siswa mampu menyebutkan berbagai macam alat musik ritmis dengan mandiri

Media/Alat Bantu dan Sumber Belajar:
Buku guru, buku siswa, dan Kartu tanya.

Kegiatan Pembelajaran:
Langkah-Langkah:
  • Siswa merumuskan tujuan pembelajaran yang yang akan dicapai melalui serangkaian kegiatan hari ini.
  • Mulai kegiatan dengan membaca dan berdiskusi tentang permainan dalam kegiatan olahraga yang dapat meningkatkan daya tahan jantung dan paru.
  • Siswa mempelajari aturan dalam menjaga irama lari dalam lari jarak menengah dalam permainan lari beregu. (Kegiatan mengamati)
  •  Siswa mempelajari hal-hal yang diperlukan, aturan atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam bermain Lari Beregu
  •  Siswa mempraktikkan teknik berlari dan mengambil bendera untuk menambah angka.
  • Siswa membentuk kelompok, kemudian mempraktikkan pengetahuan, aturan atau langkah-langkah permainan yang sudah diberikan melalui instruksi.
  •  Siswa mendiskusikan nilai positif yang dapat mereka dapatkan dalam permainan tim Lari Beregu, diantaranya nilai kerja sama dalam tim dan sikap sportivitas dalambermain.

Hasil yang diharapkan:
  • Pemahaman akan unsur-unsur penting dalam melakukan lari beregu, aturan permainan, serta strategi mencetak poin dalam permainan Lari Beregu.
  • Keterampilan dalam berlatih untuk menjaga irama lari dalam teknik lari jarak menengah dan keterampilan menerapkan strategi permainan dan kerja sama dalam tim
  •  Sikap percaya diri, cermat dan teliti dalam mempelajari dan mengembangkan strategi dan praktik permainan Lari Beregu
  •  Gunakan rubrik “Keterampilan Pengetahuan dan Praktik Bermain Lari Beregu” untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa.


Langkah-Langkah Kegiatan:
  • Siswa membaca teks bacaan tentang Jenis-Jenis Ekosistem secara saksama.
  • Siswa mengamati dan mencari informasi penting dari bacaan dan mengidentifikasikan komponen-komponen sebuah ekosistem, jenis-jenis ekosistem yang ada di dunia beserta ciri-ciri dan karakteristiknya dengan cermat dan teliti. (Kegiatan Mengamati)
  • Siswa mendiskusikan pemahaman mereka dari kegiatan membaca tentang ekosistem, jenis, ciri-ciri dan karakteristiknya
  •  Siswa merumuskan hal-hal yang mereka ingin ketahui lebih dalam dalam topik ekosistem dan menuliskan daftar pertanyaan mereka di Kartu Tanya. (Kegiatan Menanya)
  •  Siswa kemudian memetakan pemahaman mereka tentang jenis-jenis ekositem, ciri khusus dan karakteristiknya dalam sebuah peta pikiran. (Kegiatan Mencoba)
  • Siswa membuat target pencapaian peta pikiran mereka secara menarik dan kreatif sesuai dengan kriteria penilaian pembuatan peta pikiran.


Hasil yang Diharapkan:
Melalui kegiatan ini diharapkan:
  • Pemahaman akan jenis-jenis ekosistem di dunia dengan ciri khusus dan karakteristiknya
  • Keterampilan siswa dalam membaca, mencari informasi yang penting dalam bacaan serta memetakan pemahaman mereka secara mandiri
  • Sikap cermat dan teliti dalam mencari informasi serta mengelompokkan jenis-jenis ekosistem di dunia dan ciri khususnya
  • Gunakan rubrik “Peta Pikiran” untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa

Langkah-Langkah Kegiatan:
  • Siswa membentuk kelompok dan berkolaborasi denganteman dalam kegiatan riset sederhana untuk membuat album ekosistem. (Kegiatan Mencoba)
  •  Siswa mendengarkan instruksi/urutan kegiatan serta hal-hal yang harus dicapai dalam kegiatan riset sederhana.
  • Siswa memilih salah satu ekosistem yang telah mereka ketahui berdasarkan kesepakatan kelompok.
  • Siswa bersama teman sekelompok mencari informasi dari berbagai sumber untuk melengkapi informasi tentang jenis ekosistem yang mereka pilih serta mencari atau membuat gambar secara mandiri tentang ekosistem, ciri dan karakteristik, dan unsur-unsur pendukungnya.
  •  Siswa membuat album ekosistem mereka di media kertas A4 serta mendekorasinya dengan menarik dan kreatif.
  •  Siswa membuat dan bekerja sesuai dengan target pencapaian dan kriteria penilaian dalam pembuatan Album Ekosistem secara berkelompok.
  •  Siswa kemudian berkelompok mempresentasikan hasil karya mereka di depan kelas secara bergantian dan mendiskusikan pertanyaan yang akan timbul berkaitan dengan hasil karya mereka.

Hasil yang Diharapkan:
Melalui kegiatan ini diharapkan:
  • Pemahaman akan jenis-jenis ekosistem di dunia dengan ciri khusus dan karakteristiknya
  • Keterampilan siswa dalam menjelaskan pemahaman mereka secara tertulis maupun menyampaikannya secara lisan
  •  Sikap kerjasama, cermat dan teliti dalam mencari informasi serta menuliskan pemahaman mereka secara berkelompok tentang jenis-jenis ekosistem dan karakteristiknya.
  •  Gunakan rubrik “Keterampilan Proyek Membuat Album Ekosistem” dan “Keterampilan Presentasi” untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa

Langkah-langkah Kegiatan:
  •  Siswa mencerna teks lagu tradisional Kampuang Nan Jauh Dimato. (Kegiatan Mengasosiasikan dan Mengkomunikasikan)
  • Siswa mendiskusikan dan memahami arti harmoni dalam kegiatan bermusik dan bernyanyi dengan bantuan guru.
  • Siswa menyanyikan lagu daerah Kampuang Nan Jauh Di Mato dengan memperhatikan harmoni sesuai dengan pemahaman mereka.
  • Siswa menyampaikan pendapat mereka tentang penting atau tidaknya harmonisasi dalam lagu.

Hasil yang diharapkan:
Melalui kegiatan ini diharapkan:
  •  Pemahaman akan konsep dan arti harmoni dalam bernyanyi dan bermain musik.
  • Keterampilan siswa dalam menyanyikan lagu tradisional dengan memperhatikan harmonisasi
  •  Sikap percaya diri dalam menyanyi dan mempraktikan pengetahuan dalam harmonisasi.
  •  Gunakan rubrik “Menyanyi dengan Harmonisasi” untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa

Langkah-Langkah Kegiatan:
  • Setelah berdiskusi untuk memahami harmonisasi dalam lagu.
  • Siswa bersama teman mengidentifikasikan arti dan cara memainkan alat musik ritmis.
  •  Siswa melakukan riset sederhana tentang berbagai macam alat musik sederhana beserta gambarnya dari berbagai sumber atau media. Siswa juga menuliskan informasi alat musik ritmis yang mereka temukan secara rinci diantaranya nama alat musik ritmis, cara memainkannya dan materi yang digunakan untuk alat musik ritmis tersebut dalam sebuah tabel. (Kegiatan Mengasosiasikan dan Mengkomunikasikan)
  •  Siswa juga dapat menggambar alat musik tersebut secara mandiri

Hasil yang diharapkan:
Melalui kegiatan ini diharapkan
  • Pemahaman akan konsep dan arti alat musik ritmis dan variasi suara dan cara memainkannya
  • Keterampilan siswa dalam memainkan alat musik ritmis.
  • Sikap percaya diri siswa dalam memainkan alat musik ritmis.

0
Komentar
f
Share
t
g+
Share
?
k
9:20 AM

Friday, March 20, 2015

Uraian Kegiatan Pembelajaran SD Tematik hidup rukun

Uraian Kegiatan Pembelajaran
Tujuan Pembelajara
  1.  Dengan menyanyikan lagu “Ruri Abangku”, siswa dapat mengidentifikasi berbagai pola irama lagu dengan menggunakan alat musik ritmis secara teliti.
  2. Dengan menggunakan alat musik ritmis, siswa dapat memainkan pola irama bervariasi lagu bertanda birama tiga dengan percaya diri.
  3. Dengan menjawab pertanyaan tentang sebutan kakak lakilaki dan perempuan, siswa dapat menentukan karakter setiap individu di rumah dengan teliti.
  4. Dengan kegiatan tanya jawab, siswa dapat membedakan setiap individu di rumah berdasarkan karakter yang dimiliki dengan teliti.
  5. Dengan teks buku harian Udin, siswa dapat membaca teks permintaan maaf untuk menjaga sikap hidup dalam kemajemukan keluarga dengan teliti
  6.  Dengan menjawab pertanyaan dari teks permintaan maaf, siswa dapat mengidentifikasi contoh sikap hidup rukun dan tidak rukun dalam kemajemukan keluarga dengan teliti.
  7. Dengan bimbingan guru, siswa dapat memperagakan contoh ucapan permohonan maaf dengan santun dan percaya diri.
  8. Dengan menggunakan kubus satuan, siswa dapat membilang sampai 500 dengan teliti.
  9. Dengan menggunakan kubus satuan, siswa dapat menyebutkan banyak benda dengan teliti.
  10. Dengan mengamati deret bilangan, siswa dapat menentukan pola-pola bilangan sederhana menggunakan bilangan kurang dari 100 dengan teliti.
  11. Dengan mengamati deret bilangan, siswa dapat membuat pola-pola bilangan sederhana dengan menggunakan bilangan kurang 100 dengan teliti.
  12. Dengan mengamati contoh teks buku harian Udin dan bimbingan guru, siswa dapat menulis teks buku harian tentang kegiatan keluarga dengan EYD yang tepat secara teliti.
  13. Dengan kegiatan menulis teks buku harian, siswa dapat menyebutkan keberagaman anggota keluarga berdasarkan jenis kelamin dengan percaya diri.
  14. Dengan kegiatan menulis teks buku harian, siswa dapat menceritakan kebersamaan dengan anggota keluarga yang berbeda jenis kelamin dengan bahasa yang santun dan percaya diri.

Media dan Alat Pembelajaran
  • Teks lagu “Ruri Abangku”.
  • Contoh teks buku harian Udin.
  • Gambar operasi hitung menggunakan kubus satuan.
  • Gambar beberapa rak buku yang berkaitan dengan barisan bilangan +1.

Kegiatan Pembelajara



  •  Menuliskan pertanyaan beserta jawaban berdasarkan gambar pada buku siswa.
  • Guru memperkenalkan alat musik ritmis kepada siswa (mengamati)
  • Alat musik ritmis adalah alat musik tak bernada. Alat musik ritmis digunakan untuk keteraturan irama lagu. Cara memainkan alat musik ritmis dengan dipukul, baik dipukul dengan tangan maupun dengan alat, atau dikocok. Contoh alat musik ritmis di antaranya: rebana, drum, talempong, gendang, tamborin, marakas, dan lain sebagainya
  • Pola irama yaitu panjang pendeknya bunyi. Panjang pendeknya bunyi dapat dihitung berdasarkan ketukan.Ketukan merupakan bunyi yang teratur yang dapatdiibaratkan seperti bunyi detak jarum jam
  • • Pola irama berjalan menurut birama. Birama yaitu kuat lemahnya bunnyi dalam lagu. Kuat lemahnya bunyi dibatasi garis yang disebut garis birama. Birama ditandai dengan tanda birama. Contoh tanda birama yaitu 4/4.

Birama 4/4 artinya setiap birama ada empat ketukan



  • Perhatikan contoh irama berikut!•• Siswa menyanyikan lagu “Ruri Abangku” secara bersamasama dengan percaya diri (mencoba).
  • Siswa memperhatikan guru menyanyikan lagu “Ruri Abangku” sesuai ketukan dengan menggunakan alat musik ritmis (mengamati).
  • Siswa dibimbing memainkan alat musik ritmis (mengamati).
  • Siswa menyanyikan lagu “Ruri Abangku” dengan memaink alat musik ritimis (mencoba).
  • Siswa diajak menyanyikan lagu lain yang mempunyai biram2/4 (mencoba).
  •  Siswa mengidentifikasi pola irama pada lagu yang dinyanyikan tersebut menggunakan alat musik ritmis (menalar).
  • Siswa memainkan pola irama pada lagu berbirama 2menggunakan alat musik ritmis (mencoba).
  • Siswa membedakan pola irama pada lagu “Ruri Abangku” dengan lagu lain berbirama 2/4 yang telah dinyanyikan tersebut (menalar).
  • Siswa membaca nyaring syair lagu (mengamati).
  • Siswa menjawab pertanyaan yang ada di buku siswa (menalar).
  • Siswa dan guru melakukan tanya jawab sebutan kakak laki-laki dan perempuan di daerah setempat (menanya).

  1. Beberapa contoh sebutan kakak laki-laki dan perempuan di beberapa daerah:
  2. Uda adalah sebutan kakak laki-laki dalam bahasa Minang.
  3. Uni adalah sebutan kakak perempuan dalam bahasa Minang.
  4. Mas atau Raka adalah sebutan kakak laki-laki dalam bahasa Jawa.
  5. Mbak atau Mbakyu adalah sebutan kakak perempuan dalam bahasa Jawa.
  6.  Aa atau Akang adalah sebutan kakak laki-laki dalam bahasa Sunda.
  7. Teteh atau Ceuceu adalah sebutan kakak perempuan dalam bahasa Sunda.
  8. Mpok adalah sebutan kakak perempuan dalam bahasa Betawi.
  9. Daeng adalah sebutan kakak laki-laki dalam bahasa Makassar, Bali.
  • Siswa menyebutkan sebutan kakak laki-laki dan perempuan yang ada dalam keluarganya (mengomunikasikan).
  • Siswa membaca teks buku harian Udin (mengamati).
  • Siswa menjawab pertanyaan dari teks buku harian Udin (menalar).
  • Siswa mengidentifikasi contoh sikap hidup rukun dan tidak rukun dalam kemajemukan keluarga (menalar).
  • Siswa membaca contoh ucapan permohonan maaf yang ada pada buku siswa (mengamati).
  • Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang ucapan permohonan maaf yang santun (menanya).
  • Guru menjelaskan kalimat permohonan maaf yang santun kepada siswa, kemudian siswa dibimbing memperagakan ucapan permohonan maaf (mengamati).
  • Siswa memperagakan ucapan permohonan maaf di depan kelas (mencoba).
0
Komentar
f
Share
t
g+
Share
?
k
8:18 PM

Saturday, March 14, 2015

Model Pembelajaran Berbasis Project Based Learning seni budaya kelas o7

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.
 
Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Misalnya mata pelajaran Seni Budaya aspek Seni Rupa, proses  inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun bagaimanakah sebuah karya lukisan diciptakan, kemudian guru membimbing peserta didik dalam mencari informasi tentang teknik membuat karya seni lukis.
 
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan  melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek  merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep “Pendidikan Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah  Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri harus dapat membekali peserta didiknya dengan “kompetensi terstandar” yang  dibutuhkan untuk bekerja dibidang masing-masing. Dengan pembelajaran “berbasis produksi” peserta didik di SMK diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di dunia kerja.Dengan demikian model pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah pembelajaran berbasis proyek.

Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari peserta didik. Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang kelas, seperti: traditional class (teori), discussion grup (pembuatan konsep dan pembagian tugas   kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi).  Atau buatlah suasana belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat  dilakukan di taman, artinya belajar tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas.  Sebagai contoh dalam mempersiapkan pergelaran tari atau musik, sesama guru Seni Budaya dapat bekerja sama sesuai dengan perannya masing-masing. Misalnya guru Seni Rupa merancang dekorasi panggung, guru Seni Teater membuat naskah pertunjukan dan seterusnya.
 
a. Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
 
Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran. Berikut ini lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL).
1) Permasalahan sebagai kajian.
2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.
3) Permasalahan sebagai contoh.
4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses.
5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.
Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan berikut ini.

 

Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:
1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
 
2) Pemodelan peranan orang dewasa.
Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Berikut ini aktivitasaktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan.

• PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan pameran karya seni rupa atau pergelaran karya seni musik, tari dan teater melalui kerjasama dengan seniman atau lembaga kesenian profesional.  PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memilih peran yang diamati tersebut.
 
3) Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)
Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru. Contoh dalam pembelajaran Seni Budaya peserta didik tidak harus menguasai semua bidang seni, melainkan sesuai dengan minat dan bakatnya.
0
Komentar
f
Share
t
g+
Share
?
k
11:00 AM

Friday, March 13, 2015

Model Pembelajaran Kolaboratif smp 07 seni budaya

Model Pembelajaran Kolaboratif  smp 07 seni budaya
Pada model pembelajaran kolaboratif kewenangan dan fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah pribadi, maka ia menyentuh identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama.
Ada 4 sifat kelas atau pembelajaran kolaboratif. Dua sifat berkenaan dengan perubahan hubungan antara guru dan peserta didik. Sifat ketiga berkaitan dengan pendekatan baru dari penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat keempat menyatakan isi kelas atau pembelajaran  kolaboratif.

a. Guru dan peserta didik saling berbagi informasi.
Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan manajer belajar ketimbang memberi instruksi dan mengawasi secara rijid. Pada mata pelajaran Seni Budaya guru dan murid dapat saling bertukar pengalaman dalam berkreasi karya seni.

b. Berbagi tugas dan kewenangan.
Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu.  Cara ini memungkinan peserta didik menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi strategi dan informasi, menghormati antar peserta  didik, mendorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif dan kritis serta memupuk dan menggalakkan mereka mengambil peran secara terbuka dan bermakna. Misalnya pada saat peserta didik merencanakan pergelaran dan pameran karya seni.

c. Guru sebagai mediator.
Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berperan sebagai  mediator atau perantara. Guru berperan membantu menghubungkan informasi baru dengan pengalaman yang ada serta membantu peserta  didik jika mereka mengalami kebuntuan dan bersedia menunjukkan cara bagaimana mereka memiliki kesungguhan untuk belajar. Misalnyaguru menginformasikan sumber belajar seperti taman budaya, museum, sanggar, galery, sentra industri seni kerajinan, sekaligus membimbing dalam memanfaatkan sumber belajar tersebut.

d. Kelompok peserta didik yang heterogen.
Sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik yang tumbuh dan berkembang sangat penting untuk memperkaya pembelajaran di kelas. Pada kelas kolaboratif peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dan keterampilan mereka, berbagi informasi serta mendengar atau membahas sumbangan informasi dari peserta didik lainnya. Dengan cara seperti ini akan muncul “keseragaman” di dalam heterogenitas peserta didik. Hal ini dapat dilakukan pada saat kegiatan diskusi, apresiasi dan berkarya seni
0
Komentar
f
Share
t
g+
Share
?
k
11:00 AM

Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) smp kelas 07

Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discoverymasalah yang diperhadapkan kepada peserta didik semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga peserta didik harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Akan tetapi prinsip belajar yang nampak jelas dalam Discovery Learning adalah materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi peserta didik sebagai peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif ) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.

Contoh pembelajaran dalam aspek Rekayasa :
Berikan berbagai bahan dan alat serta model dari produk sederhana dengan teknologi mekanik.
Peserta didik juga diberikan beberapa perangkat bongkar pasang yang dapat diujicoba oleh
peserta didik. Peserta didik disampaikan agar mencari tahu apa yang akan dipelajari.

Peserta didik bersama kelompok mencoba peralatan dan mengaitkan dengan bahan dan alat
yang tersedia. Peserta didik akan menemukan apa yang seharusnya dijelaskan oleh guru. Dalam hal ini peserta didik sudah menemukan lebih awal. Peserta didik secara berkelompok diminta untuk mempresentasikan apa yang ditemuinya yaitu mainan yang digerakkan dengan tenaga listrik.
Penilaian pada Problem Based learning dalam permasalahan ini adalah :

1. Penilaian Sikap
Sikap yang akan dinilai dapat diutamakan yang terkandung dalam KI-2, namun dapat pula
dikembangkan lagi.
Contoh Format Penilaian Sikap




 2. Format Penilaian Kinerja
Contoh Format Penilaian Kinerja



A. Pengelompokan yang dilakukan peserta didik sangat baik, uraian yang dijabarkan rinci dan diperoleh dengan menggunakan seluruh indra disertai dengan gambargambar atau diagram

B. Pengelompokan yang dilakukan peserta didik baik, uraian yang dijabarkan kurang rinci dan diperoleh dengan menggunakan sebagian besar indra dengan gambargambar atau diagram

C. Pengelompokan yang dilakukan peserta didik cukup baik, uraian yang dijabarkan tidak rinci dan diperoleh dengan menggunakan sebagian kecil indra dengan gambargambar atau diagram

D. Pengelompokan yang dilakukan peserta didik kurang baik, uraian yang dijabarkan kurang sesuai dan diperoleh dengan menggunakan sebagian besar indra dengan gambar-gambar atau diagram
0
Komentar
f
Share
t
g+
Share
?
k
11:00 AM

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) SMP kelas o7 prakarya

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk  memecahkan masalah dunia nyata (real world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana seharusnya belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran.

Ada lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) yaitu:
1) Permasalahan sebagai kajian
2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
3) Permasalahan sebagai contoh
4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas otentik

Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu
diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik
diminta mencatat masalah-masalah yang muncul. Setelah itu tugas guru adalah meransang
peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah
mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan
pendapat yang berbeda dari mereka.

Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain sebagai berikut; 1) penilaian kinerja peserta
didik, 2) penilaian portofolio peserta didik, 3) penilaian potensi belajar, 4) penilaian usaha
kelompok.

Contoh pembelajaran dalam aspek Pengolahan:
Berikan sebuah masalah, atau masalah dapat dicari sendiri oleh peserta didik sesuai kondisi
saat ini.
Peserta didik disampaikan permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari yaitu : Olahan pangan dari buah dan sayur (pengolahan). Peserta didik tidak menyukai makan buah dan sayur. Dapat dikatakan rata-rata anak usia SMP lebih menyukai makanan praktis dan cepat saji seperti mie instan, burger, pizza, dan sebagainya. Makanan ini cenderung nampak lezat dan menggiurkan namun tidak sehat. Peserta didik secara berkelompok diminta untuk mencari tahu permasalahan yang terjadi dan menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Penilaian pada Problem Based learning dalam permasalahan ini adalah :
1. Penilaian Sikap
Sikap yang akan dinilai dapat diutamakan yang terkandung dalam KI-2, namun dapat pula
dikembangkan lagi.


 2. Format Penilaian Kinerja
Contoh Format Penilaian Kinerja



A: Pengelompokan yang dilakukan peserta didik sangat baik, uraian yang dijabarkan rinci dan diperoleh dengan menggunakan seluruh indra disertai dengan gambar-gambar atau diagram

B: Pengelompokan yang dilakukan peserta didik baik, uraian yang dijabarkan kurang rinci dan diperoleh dengan menggunakan sebagian besar indra dengan gambar-gambar atau diagram

C: Pengelompokan yang dilakukan peserta didik cukup baik, uraian yang dijabarkan tidak rinci dan diperoleh dengan menggunakan sebagian kecil indra dengan gambargambar atau diagram

D: Pengelompokan yang dilakukan peserta didik kurang baik, uraian yang dijabarkan
kurang sesuai dan diperoleh dengan menggunakan sebagian besar indra dengan
gambar-gambar atau diagram.



0
Komentar
f
Share
t
g+
Share
?
k
11:00 AM

Wednesday, March 11, 2015

Strategi Pembelajaran prakarya smp kelas 07 Dengan Metode Saintifik Dan Penilaiannya

Strategi Pembelajaran Dengan Metode Saintifik Dan Penilaiannya
Pengalaman belajar yang paling efektif adalah apabila peserta didik mengalami/berbuat
secara langsung dan aktif dilingkungan belajarnya. Pemberian kesempatan yang luas bagi
peserta didik untuk melihat, memegang, merasakan, dan mengaktifkan lebih banyak indera yang
dimilikinya serta mengekspresikan diri membangun pemahaman pengetahuan, perilaku, dan
keterampilannya. Oleh karena itu, tugas utama pendidik/guru adalah mengkondisikan situasi
pengalaman belajar yang dapat menstimulasi indera dan keingintahuan peserta didik. Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah pengetahuan guru akan perkembangan psikologis peserta didik
dan kurikulum yang saling terkait.

Pembelajaran dengan metode saintifik yang diterapkan pada kurikulum 2013 dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan ataumerumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.  Penerapan metode saintifik dalam pembelajaran Prakarya melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, bertanya/mempertanyakan, mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, mengkomunikasikan, dan mencipta.

Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Namun, guru hendaknya tidak memberikan bantuan secara dini dan selalu menghargai usaha peserta didik meskipun hasilnya belum sempurna. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya peserta didik atau semakin tingginya kelas peserta didik. Selain itu, guru perlu mendorong peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi (high order thinking) melalui latihan mengajukan pertanyaan menantang yang ‘menggelitik’ dalam ranah analisa, sintesa, dan evaluasi, serta mengembangkan sikap ingin tahu dan kreativitas peserta didik. Dengan cara ini, guru selalu mengupayakan agar peserta didikterlatih dan terbiasa menjadi pelajar sepanjang hayat. Contoh kegiatan dengan menggunakan metode saintifik dalam pembelajaran tertuang dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Di bawah ini merupakan contoh pembelajaran mapel Prakarya yang dapat dipraktekkan di dalam kelas, yaitu;

Kegiatan Pendahuluan
1. Mengucapkan salam.
2. Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah dipelajari oleh peserta
didik yang berhubungan dengan materi baru yang akan dibelajarkan. Sebagai contoh dalam
mapel Prakarya, guru menanyakan konsep tentang kerajinan, apa yang membedakannya
dengan kriya dan seni, sebelum pembelajaran materi kerajinan dari bahan alam dan
buatan yang akan dilakukan pada kelas VII. Hal ini dilakukan untuk menjaring pemahaman
peserta didik pada pengetahuan yang dikuasai sebelumnya. Guru mengingatkan kembali
pengetahuan yang sudah diketahui peserta didik pada kelas VII, agar peserta didik dapat
membedakan pengetahuan sebelumnya dengan saat ini yang akan dipelajari.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti
1. Mengamati
Dalam mapel Prakarya, guru meminta peserta didik untuk mengamati satu atau beberapa
karya baik secara langsung atau dalam gambar. Sebagai contoh dalam mapel Prakarya guru
meminta peserta didik untuk mengamati bahan alam dan bahan buatan. Guru menghadirkan
contoh benda atau dalam bentuk gambar ke dalam kelas. Tampilan yang diberikan dapat juga
dalam bentuk video. Peserta didik diminta untuk mengamati, apa perbedaan kerajinan dari
bahan alam dan bahan buatan yang dapat dijadikan bahan dasar kerajinan.

2. Menanya
Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang suatu fakta yang dapat diamati dari
bahan-bahan sebagai dasar pembuatan kerajinan tersebut. Sebagai contoh peserta didik
mempertanyakan “Apa perbedaan bahan alam dengan bahan buatan?”. “Apa penyebab
dibuatnya kerajinan yang dihasilkan dari bahan buatan?”.

3. Menalar
Dapat berupa kegiatan : Mengumpulkan data dan menganalisis data.
Peserta didik mengumpulkan data atau guru memberikan data tentang komponenkomponen
yang terdapat dalam bahan alam dan buatan. Peserta didik memperoleh data
klasifikasi bahan alam dan buatan.
Peserta didik mengajukan pendapat bahwa bahan alam dihasilkan dari alam dan langsung
digunakan tanpa proses campuran zat kimia tertentu, sedangkan bahan buatan berasal dari
bahan tertentu yang dibuat dengan campuran zat kimia untuk memperoleh efek hidup/alami.
Dan sebagainya.

Peserta didik menganalis data yang diberikan oleh guru. Peserta didik diajak untuk
membaca buku peserta didik pada bagian awal bab I. Peserta didik memperoleh informasi
seputar pengertian bahan alam, jenis bahan alam, bahan alam yang dapat dijadikan sebagai
bahan dasar kerajinan, sifat-sifat bahan alam, dan sebagainya. Konsep-konsep ini dihubungkan
dengan informasi atau data awal, pertanyaan dan hipotesis, serta data yang terkumpul. Peserta
didik dapat dilengkapi dengan kamus atau referensi lainnya sebagai penguat informasi.

Selanjutnya adalah menarik kesimpulan:
Peserta didik menarik kesimpulan berdasar hasil analisis yang mereka lakukan. Sebagai
contoh peserta didik menyimpulkan bahwa bahan alam dan buatan dapat digunakan sebagai
bahan dasar kerajinan karena memiliki sifat yang unik, kuat, tahan lama, dan berdaya jual.

4. Mencoba
Berdasarkan kegiatan menalar di atas, peserta didik mencoba berbagai bahan alam untuk
dijadikan karya kerajinan. Peserta didik melakukan usaha coba-coba bahan alam yang cocok
digunakan sesuai ide/gagasan yang diinginkan. Peserta didik mengidentifikasi bahan alam
dan kesesuaiannya dengan karya kerajinan.

5. Mengomunikasikan
Pada langkah ini, peserta didik dapat menyampaikan hasil kerjanya juga secara lisan
maupun tertulis, misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan tanya jawab.

Kegiatan Penutup
  1. Guru meminta peserta didik untuk mengungkapkan konsep, prinsip atau teori yang telah dikonstruk oleh peserta didik. Peserta didik diminta untuk menjelaskan contoh keterkaitan antar bahan alam dan buatan dengan kehidupan kita, misalnya dengan pelestarian lingkungan hidup.
  2. Guru dapat meminta peserta didik untuk meningkatkan pemahamannya tentang konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari dari buku-buku pelajaran yang relevan atau sumber informasi lainnya.
  3. Guru dapat memberikan beberapa situs di internet yang berkaitan dengan konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari oleh peserta didik, kemudian guru meminta peserta didik untuk mengakses situs-situs tersebut. Guru dapat menyebutkan beberapa akses situs-situs sebagai alamat dalam internet yang dapat dicari oleh peserta didik, sebagai pemancing rasa ingin tahu peserta didik.

Penilaian
Penilaian pada pembelajaran dengan metode saintifik meliputi penilaian proses, penilaian
produk, dan penilaian sikap. Penilaian pada 3 aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
  1. Penilaian proses atau keterampilan, dilakukan melalui observasi saat peserta didik bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi, maupun saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.
  2. Penilaian produk berupa pemahaman konsep, prinsip, dan hukum dilakukan dengan tes tertulis.
  3.  Penilaian sikap, melalui observasi saat peserta didik bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi, maupun saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi sikap.

Berikut beberapa contoh lembar observasi yang dapat digunakan sebagai acuan atau
pertimbangan.
1). Lembar observasi keterampilan berkarya peserta didik




K3: Keterampilan mengamati/mengumpulkan data percobaan (dilihat dari kegiatan
merancang dan melakukan percobaan)
K4: Keterampilan menyimpulkan (dilihat saat diskusi dan produk kesimpulan)
K5: Keterampilan mengkomunikasikan hasil (hasil tertulis dan presentasi)
Rentang skor: 1 – 4
1 = kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Amat Baik


 2). Lembar penilaian untuk kegiatan pengamatan


Keterangan :
  • Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didikmengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba.
  • Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).
  • Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau semakin sedikit sisa (risedu) fakta yang tertinggal.
  •  Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta yang dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yangbenar dan mudah dipahami).
Rentang skor: 1 – 4
1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Amat Baik
0
Komentar
f
Share
t
g+
Share
?
k
9:46 PM
Newer Posts Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)
Find Us :

Entri Populer

  • Mengenal Alat dan Bahan Menggambar serta Mencampur Warna,sd kelas satu
    Mengenal Alat dan Bahan Menggambar   Tujuan Pembelajaran: • Dengan mengamati gambar siswa mampu mengidentifikasi macam-macam alat dan bahan...
  • Rpp SD kelas 4 Subtema 1: Makananku Sehat dan Bergizi?
    Subtema 1: Makananku Sehat dan Bergizi Tujuan Pembelajaran Setelah mengingat kembali tentang konsep gizi seimbang yang telah diberikan di ...
  • Model pembelajaran smp kelas 8 tema Memahami Teks Biografi
    Pemodelan Teks Biografi Pada Kegiatan 1 ini guru mengajak siswa untuk mempelajari teks biografi tentang Ki Hajar Dewantara. Guru menjelaska...
  • Materi Pembelajaran Permainan Bola Besar Menggunakan Permainan Sepak Bola smp kelas 7
    Materi Pembelajaran A. Permainan Bola Besar Menggunakan Permainan Sepak Bola 1. Pengertian dan Asal-Usul Sepak Bola Sepak bola adalah suatu ...
  • RPP smp kelas 8 PKn tema Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila
    Merajut Manusia dan Masyarakat Berdasarkan Pancasila A. Kompetensi Inti (KI) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya  ...
  • Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) smp kelas 07
    Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan y...
  • Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) SMP kelas o7 prakarya
    Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik...
  • subtema Mengenal Jenis-Jenis Bacaan ,sd kelas 1
    Mengenal Jenis-Jenis Bacaan   Tujuan Pembelajaran: • Dengan mengamati gambar atau benda nyata di sekitar, siswa mampu mengidentifikasi mini...
  • Cara pembelajaran PPKn smp kelas 8 tema Pemuda Penentu Masa Depan Indonesia
    Pemuda Penentu Masa Depan Indonesia A. Kompetensi Inti (KI) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.  Menghargai dan mengha...
  • Mengamati, Membaca, dan Menulis yang Berkaitan dengan Olahraga
    Mengamati, Membaca, dan Menulis yang Berkaitan dengan Olahraga Tujuan Pembelajaran: • Dengan mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan ma...

Label

  • SD
  • SMP

Mengenai Saya

k
View my complete profile
Powered by Blogger.

Arsip Blog

  • ▼  2015 (32)
    • ►  August (6)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (12)
    • ▼  March (7)
      • Subtema 1 Komponen Ekosistem SD KELAS 5
      • Uraian Kegiatan Pembelajaran SD Tematik hidup rukun
      • Model Pembelajaran Berbasis Project Based Learning...
      • Model Pembelajaran Kolaboratif smp 07 seni budaya
      • Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) s...
      • Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Bas...
      • Strategi Pembelajaran prakarya smp kelas 07 Dengan...
  • ►  2014 (44)
    • ►  September (5)
    • ►  April (39)
Copyright 2013 CARA PEMBELAJARAN SEKOLAH - All Rights Reserved
Template by Evotemplates.Net - Powered by Blogger